Wajah Tampan atau Cantik |
Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saudaraku fillah.. Mempunyai wajah yg Tampan atau Cantik tentu akan mendatangkan kenikmatan dan kebanggaan tersendiri bagi kita. Tapi apakah hal itu akan mendatangkan kemuliaan di hadapan Allah dan RasulNya? Belum tentu ! Tergantung bagaimana pribadimu dalam mensikapi ketampanan atau kecantikan wajahmu.
Karena pada dasarya kita semua adalah Tampan dan Cantik. Karena yg menciptakan bentuk wajah kita adalah Allah Yang Maha Mulia. DIA yg telah menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk.
Tapi ijinkan saya menanggapi tentang Ketampanan atau Kecantikan kalian..:
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika kelak dilaknat Tuhan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika hari-harinya tanpa amalan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tak ada Al Qur’an yang lekat dalam ingatan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tidak memburu keridhoan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika hanya melakukan kesia-siaan..
Wajah Tampan atau Cantik ? Percuma!!Jika hatinya dikotori kebanggaan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tak punya kehormatan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika matanya masih jelalatan tak juga mampu tundukkan pandangan.. Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tak bisa mengendalikan hawa nafsunya..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika hanya untuk tebar pesona dan memikat pandangan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika enggan mematuhi yang Kuasa dan malah bangga dengan dosa-dosa..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika akhirnya nanti mendapat siksa di neraka..
Ketampananmu atau Kecantikanmu tak berarti karena tak menjamin kamu akan diridhoi.. Ketampananmu atau Kecantikanmu tak berguna, karena seseorang masuk surga bukan karena keindahan rupa.
Ketampananmu atau Kecantikanmu pasti akan pudar dan hilang seiring waktu yang berjalan. Sedang apa-apa yang engkau lakukan akan abadi dan pasti dimintai pertanggungjawaban oleh Ilahi. Ketampananmu atau Kecantikanmu tak akan bisa menjadi pembela saat engkau dihadapkan pada pengadilan Yang Maha Adil.
Ketampananmu atau Kecantikanmu tidak akan pernah bisa menjadi pemberat amal-amalmu di mizan. Tak juga bisa meringankan azab yang ditimpakan di hari kemudian. Ketampananmu atau Kecantikanmu hanya pemberian… hanya pajangan yang tidak akan memberi pengaruh di dalam alam keabadian.
Coba lihatlah Bilal bin Rabbah dengan kulitnya yang hitam, lihat pula Amr bin Jamuh dengan kakinya yang pincang, lihatlah juga Abdullah bin Ummi Maktum dengan kebutaan penglihatan. Tetapi mereka mulia di sisi Rabb mereka, Rasulullah mengakui keutamaan mereka. Bukan karena tampannya atau cantiknya rupa, bukan pula karena sempurna anggota badannya. Namun semuanya karena kesetiaan pada ikrar syahadat yang diucapkan, kepatuhan pada aturan syariat, melaksanakan kewajiban tanpa keengganan, dan ketaqwaan yang menghunjam sanubari tanpa lekang.
Tidakkah kau belajar pada Yusuf ‘alaihissalam ketika dia digoda untuk berzina ia menolak seraya berkata, “Aku berlindung kepada Allah…” Dan ketika wajah tampannya menarik kaum wanita dia sampai berdoa, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku…”
Tidakkah kau mengambil sesuatu dari Mush’ab bin Umeir? Pemuda tampan pujaan gadis Makkah di masa jahiliyah? Ia tanggalkan segala kemewahan dan memilih Islam, hingga ketika dia di perang Uhud dianugerahi kesyahidan maka Rasulullah bersabda tentangnya, “Ketika di Mekkah dulu tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai hanya dibalut sehelai burdah.”
Ya, Mush’ab pemuda tampan itu, duta pertama Rasulullah itu hanya berkafan selembar kain burdah yang jika ditutupkan kepalanya maka terbukalah kakinya, dan saat ditutupkan ke kakinya terbukalah kepalanya. Namun dia telah mendapat kemuliaan yang tiada tandingnya.
Tidakkah kau perhatikan perkataan Umar bin Abdul Aziz saat seorang sahabat lamanya -Muhammad bin Ka’ab Al qardhi- menyatakan keheranannya atas penampilan Umar yang berubah setelah menjadi khalifah. Padahal saat Umar menjadi gubernur Madinah tubuhnya indah dan subur, dan setelah menjadi amirul mukminin Umar menjadi kurus, sederhana dan bersahaja. Umar berkata menjawab keheranan Ka’ab, “Bagaimana kalau kau lihat aku di kuburku tiga hari setelah kematianku, saat kedua mataku tanggal pada pipiku, dari hidung dan mulutku mengalir cacing dan nanah. Tentu saat itu engkau akan sangat ingkari aku lebih dari pengingkaran dan keherananmu saat ini.”
Wahai pemuda dan pemudi yang bangga dengan ketampanan dan kecantikannya… Wahai pemuda dan pemudi yang sibuk dengan penampilan lahirnya… Wahai pemuda dan pemudi yang terlena dengan pandangan dan pujian manusia… Jangan lagi tertipu akan kefanaan dan kenikmatan tanpa keabadian. Bersegeralah menuju penghambaan yang akan memberi keberuntungan. Apa yang akan kau banggakan saat kematian telah menjelang, apa yang akan kau persembahkan di hadapan Rabb semesta Alam?
Apakah kau tak sadari setiap saat kematian bisa mendatangi? Apakah kau tak ingin terpuji di hadapan pencipta langit dan bumi?
Dan cukuplah nasehat Fudhoil bin Iyadh sebagai renungan, “Wahai si wajah tampan, adalah orang yang akan ditanyakan oleh Allah tentang penciptaan (ketampanan) ini. Bila anda mampu menjaga wajah yang tampan ini dari api neraka, maka lakukanlah…”
Atau peringatan dari sabda nabi:” Banyak-banyaklah kalian mengingat kejadian yg akan menghancurkan segala kelezatan, yaitu MAUT !” (HR.Tirmidzi)
Wallahu a’lam…semoga bermanfaat Wassalam..
Sumber: http://www.facebook.com/profile.php?id=100001221256539&sk=notes
1 komentar:
pengen cantik dan juga sholehah :) ehehehe
Posting Komentar