Masjid Yang Bertingkat |
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 16 Ramadhan 1403 H., bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1983, setelah : Membaca : Surat permintaan pengurus Masjid Mubasyirin tanggal 7 Ramadhan 1403 H/ 18 Juni 1983 M, yang berisi laporan tentang adanya pendapat sebagian jamaah dari masjid tersebut perihal tidak sahnya shalat ma’mum di tingkat atas masjid tersebut sehingga terjadi shalat Tarawih dilakukan oleh dua imam, yaitu bagian atas mempunyai imam tersendiri dan bagian bawah pun demikian.
Memperhatikan :
1. Kitab Syarah Muhadzab (al-Majmu), karangan Imam Nawawi (Misr : Matba’ al-Imam, t.th) juz 4, halaman 197.
للإمام والمأموم في المكان ثلاثة أحوال (أحدها) أن يكونا في مسجد فيصح الاقتداء سواء قربت المسافة بينهما أم بعدت لكبر المسجد وسواء اتحد البناء أم اختلف كصحن المسجد وصفته وسرداب فيه وبئر مع سطحه وساحته والمنارة التي هي من المسجد تصح الصلاة في كل هذه الصور وما أشبهها إذا علم صلاة الإمام ولم يتقدم عليه سواء كان أعلا منه أو أسفل ولا خلاف في هذا ونقل أصحابنا فيه إجماع المسلمين
2. Kitab Al-Umm, karangan Imam Syafi’i, Juz 1 halaman 152.
فالاختيار أن يكون مساويا للناس ولو كان أرفع منهم، أو أخفض لم تفسد صلاته ولا صلاتهم ولا بأس أن يصلي المأموم من فوق المسجد بصلاة الإمام في المسجد إذا كان يسمع صوته، أو يرى بعض من خلفه
Kedua kitab tersebut menjelaskan tentang sahnya shalat ma’mum di atas menara masjid yang imamnya di masjid. Hal mana menunjukkan bahwa perbedaan ruang/tingkat di dalam masjid dianggap kesatuan selama gerak imam dapat diketahui.
Menimbang : 1. Bahwa perbedaan pendapat yang sering kali terjadi akan menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. 2. Bahwa membiarkan kejadian tersebut berlarut-larut dapat mengganggu ketentraman masyarakat pada umumnya. 3. Bahwa Majelis Ulama Indonesia perlu membuat keputusan mengenai hal yang berhubungan dengan masalah ini.
MEMUTUSKAN
Menfatwakan : Shalat dalam satu masjid yang bertingkat dilakukan dengan satu imam adalah boleh dan sah dengan syarat ada tangga dan gerak gerik imam dapat diketahui oleh ma’mum, baik dengan mata ataupun dengan pendengaran.
Ditetapkan : Jakarta, 16 Ramadhan 1403 H / 27 Juni 1983 H
DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua
ttd
Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML
Sektretasi
ttd
H. Musytari Yusuf, LA
Posting Komentar