Liur Anjing dan Cara Mensucikannya (Seri I)

Diposting oleh Abu Najih on 1 Agustus 2011

Liur Anjing

 

Mensucikan Bejana Terkena Liur Anjing

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
أخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
وَفِيْ لَفظٍ لَهُ: “فَلْيُرِقْهُ” وَلِلتِّرْمِذِيِّ: “أُخْرَاهُنَّ، أَوْ أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
Dari Abu Hurairah radliallahu anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamtelah bersabda: Sucinya bejana kamu yang dijilat anjing adalah dengan cara mencucinya sebanyak tujuh kali dan yang pertama dengan tanah.
Diriwayatkan oleh Muslim. Dan dalam suatu lafazhnya: “Hendaklah ia membuang air yang di bejana tersebut.” Dan dalam riwayTirmidziy dengan lafazh: “Salah satu bilasannya dengan tanah atau yang pertamanya.”

1. Takhrijul Hadits :
SHAHIH. Telah diriwayatkan oleh Muslim ( 1/162), Abu Dawud (no.71), Tirmidziy (no.91) , Nasaa-i(1/178), Ahmad (no.2/265,427,489,508) dan lain-lain banyak sekali yang salah satu lafazh-nya seperti di atas . Dalam lafazh Tirmidziy :
أُوْلاَهُنَّ أَوْ أُخْرَاهُنَّ بِالتُّرَابِ

“ Yang pertama atau salah satunya dicampur dengan tanah “

Kemudian Abu Dawud –di dalam salah satu riwayatnya– (no.72), Tirmidziy (no.91), Thahawi dikitabnya Syarah Maaa-nil Atsar (1/19-20), Daruquthni (1/64,67,68) dan Baihaqiy (1/247-248) memberikan tambahan .
…وَإِذَا وَلَغَتْ فِيْهِ الْهِرَّةُ غُسِلَ مَرَّةً
“… Dan apabila air di dalam bejana tersebut dijilat oleh kucing dicuci satu kali “
Tambahan ini telah di-Shahih-kan oleh Tirmidziy, Thahawi, Daruquthni Syaik Ahmad Syakir dan Syaikh Albani.
Kemudian, hadits di atas tanpa tambahan yang pertama dicampur dengan tanah. Telah diriwayatkan juga oleh Imam Malik, Bukhari, Muslim, Nasaa-i, Ibnu Majah dan Ahmad dan lain-lain banyak sekali dengan lafazh:
إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا
“Apabila anjing meminum (air) di bejana salah seorang dari kamu, maka hendaklah ia mencucinya sebanyak tujuh kali.”
Imam muslim (no. 89) juga meriwayatkan dari jalur Ali bin Mushir dari al-A’masy dari Abu Razien dan Abu Shalih dari Abu Hurairoh secara marfu’ dengan lafazh :
«إذا ولغ الكلب في إناء أحدكم فليرقه، ثم ليغسله سبع مرات»
“Apabila anjing meminum (air) di bejana salah seorang dari kamu, maka hendaklah ia menumpahkannya kemudian mencucinya sebanyak tujuh kali.”
Lafazh dengan jalur periwayatan inipun dikeluarkan imam an-Nasaa’i (1/53). Sebagian ahli hadits melemahkan lafazh  (فليرقه) karena Ali bin Mushir bersendirian meriwayatkannya dari al-A’masy. Padahal hadits ini diriwayatkan oleh 9 orang murid al-A’masy dan semuanya tidak menyebutkan tambahan lafazh tersebut. Diantara mereka adalah Syu’bah dan Abu Mu’awiyah yang keduanya termasuk murid dekat al-A’masy. Juga hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairoh oleh sepuluh orang selain al-A’masy dan tidak ada diriwayatkan lafazh ini. (lihat ath-thahuur hlm 270).
Nampaknya al-Hafizh ibnu Hajar mencukupkan dengan riwayat muslim saja karena lebih sempurna dari riwayat al-Bukhori yang tidak menyebutkan padanya penggunaan debu. Padahal hadits ini asalnya shahihain dengan lafazh : «إذا ولغ الكلب في إناء أحدكم فليغسله سبع مرات»lalu imam Muslim menambahkan lafazh : «أولاهن بالتراب»
Hadits ini didukung oleh hadits Abdullah bin Mughaffal bahwa Nabi bersabda :
«إذا ولغ الكلب في الإناء فاغسلوه سبع مرات، وعفّروه الثامنة بالتراب» أخرجه مسلم
Apabila Anjing menjilati bejana maka cucilah bejana tersebut tujuh kali dan taburilah yang kedelapan dengan debu. (HR Muslim no. 93).
Sedangkan at-Tirmidzi (no. 91) meriwayatkan dari jalan periwayatan Ayyub dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairoh secara marfu’ dengan lafazh:
«يُغسل الإناء إذا ولغ فيه الكلب سبع مرات، أُولاهن أو أخراهن بالتراب، وإذا ولغت فيه الهرة غسل مرة» ، وقال الترمذي: (حديث حسن صحيح)
Bejana dicuci bila dijilati anjing tujuh kali, yang pertama atau terakhir dengan debu. Apabila kucing yang menjilatinya maka dicuci sekali. Imam at-Tirmidzi menyatakan: Hadits ini hasan shahih.
2. Kosa kata Hadits
(طهور إناء أحدكم)dengan didhommahkan huruf tha’nya bermakna pensucian bejana salah seorang dari kalian.
(إذا ولغ فيه الكلب) : apabila anjing menjilatinya. Kata (وَلَغَ الكلب يلَغُ ولَغاً وولوغاً) artinya apabila minum atau memasukkan ujung lidahnya dan menggerakkannya. Sedang kan (أل)   pada kata (الكلب) bermakna istighraqiyah sehingga mencakup segala jenis anjing baik yang diizinkan pemilikannya seperti anjing pemburu, anjing penjaga ternak dan kebun maupun yang tidak diizinkan.
(سبع مرات)   pada asalnya bermakna Hendaknya mencucunya tujuh kali cucian
(أولاهن بالتراب) : pertama dengan menggunakan debu.
3. Pengertian umum hadits.
Syariat Islam berasal dari Allah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui akibat yang ditimbulkan dari sebagian makhlukNya berupa madharat dan mengetahui cara menanggulangi dan mencegahnya serta menghilangkan bahaya tersebut. Diantara makhlukNya tersebut adalah anjing yang telah ditetapkan secara medis bahwa liurnya mengandung mikroba dan kotoran yang tidak hilang dan tercegah bahayanya kecuali dengan pensuciannya sesuai dengan anjuran Rasulullah. Dalam hadits ini Abu Hurairah menjelaskan anjuran Rasulullah kepada kita semua untuk mencuci semua bejana yang terkena liur anjing sebanyak tujuh kali dengan air dan tanah agar hilang semua mikronba dan kotoran tersebut. (lihat Tambih al-Afhaam 1/21).
=Bersambung insya Allah=
Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

Posting Komentar